Jumat, 14 September 2012

KISAH UANG Rp 1.000 DAN Rp 100.000


.

Uang Rp 1.000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat, 4 bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.

Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan; Yang Rp 100. 000 bertanya kepada Rp 1.000, ‘Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis? Rp 1.000 menjawab, ‘Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis.’

Lalu Rp 1.000 bertanya balik kepada Rp 100.000, ‘Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?’
Dijawabnya, ‘Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.’ Lalu Rp 1.000 bertanya lagi, ‘Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?’
Dijawablah, ‘Belum pernah’

Rp 1.000 pun berkata lagi, ‘Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1.000, tetapi aku selalu mampir di seluruh tempat ibadah, dan ditangan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat.’

Akhirnya menangislah Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita pakai untuk ke jalan yang benar. Namun lebih baik juga jika penghasilan besar itu kita pakai untuk jalan yang benar

KARENA KEKAYAAN BUKANLAH UNTUK KESOMBONGAN.



Pasted from <http://www.facebook.com/>

Rindu Yang Terlarang



Sekian lama sudah kita telah berpisah

Ku rasa kini kau tak sendiri lagi

Aku pun kini seperti diri mu

Satu hati telah mengisi hidup ku

Tak perlu engkau tahu rasa rindu ini

Dan lagi mungkin kini kau telah bahagia

 

Namun andai kau dengar syair lagu ini

Jujur saja aku sangat merindui mu

Memang tak pantas menghayal tentang diri mu

Sebab kau tak lagi seperti yang dulu

Kendati berat rasa rindu ku pada mu

Biar ku hadang rindu ku terlarang

 

Biar ku simpan saja

Biar ku pendam sudah

 

Terlarang sudah rindu ku pada mu

 



 Broery Marantika - Rindu Yang Terlarang
Posted by ImNotMetal