Minggu, 25 November 2012

VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti  dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.

2. KLASIFIKASI VARIABEL
Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio.  Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama
  1. Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
  2. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)
  3. Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang  sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya.
  4. Variabel ratio,  adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)
 Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :
a).           Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel Indogen.
b).           Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel  Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.
c).            Variabel Intervening
Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d).           Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.
e).            Variabel kendali
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung
f).              Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
3. MERUMUSKAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL-VARIABEL
Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :
- Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
- Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24  jam
- Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.
Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :
- Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
- Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan  dihidangkan, dan menghabiskannya dalam  waktu kurang dari 10 menit.
3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :
- Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa  yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata  luas, mempunyai kemampuan berpikir  baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
-   Ekstraversi adalah  kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti  telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 30-31)
4. MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a.      Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.


b.      Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.
c.      Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
1).    Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2).    Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3).    Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
4).    Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5).    Hubungan Imanen antara dua variabel.
6).    Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
5. PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
a). Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
b). Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
c). Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d). Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.
 6. VARIABEL ANTARA
Salah satu asumsi dasar di dalam ilmu pengetahuan adalah, bahwa gejala sesuatu harus ada sebab-musahabnya dan tidak begitu saja terjadi dengan sendirinya. Setiap fenomena dipengaruhi oleh serangkaian sebab-musahab. Oleh karena itu setiap kali kita menentukan sebab dari suatu fenomena, selalu akan timbul pertanyaan, apakah sebab yang lainnya? Apakah sebab yang pertama berpengaruh langsung pada fenomena tersebut, ataukah tidak langsung dan melalui sebab yang lainnya? Pertanyaan yang terakhir ini mengantar kita ke suatu faktor penguji yang penting yaitu “Variabel antara”.
Untuk mengatur rangkaian sebab-musabab suatu fenomena, tentu saja lewat pengamatan serta akan sehatlah disamping teori-teori yang menjadi pedoman. Namun di dalam rangkaian sebab akibat itu, suatu variabel akan disebut “Variabel antara” apabila, dengan masuknya variabel tersebut, hubungan statistika yang mulai nampak antara dua variabel menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hal ini disebabkan karena hubungan semula nampak antara kedua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui varibel yang lain.
Keterangan : Garis putus berarti mungkin berhubungan langsung, mungkin tidak.
7. VARIABEL ANTESENDEN
Variabel Antesenden mempunyai kesamaan dengan variabel antara, yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausan antara variabel.
Perbedaannya, “Variabel antara ” menyusup diantara variabel pok, sedangkan variabel Antesenden mendahului variabel pengaruh
Sebenarnya realita antara dua variabel sebenarnya merupakan penggalan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup panjang. Oleh karena itu setiap usaha untuk mencari jalinan yang lebih jauh, seperti halnya dengan variabel antesenden – akan memperkaya pengertian kita tentang fenomena yang sedang diteliti.
Untuk dapat diterima sebagai variabel antesenden syarat-syaratnya sebagai berikut :
  1. ketika variabel harus saling berhubungan : variabel antesenden dan variabel pengaruh, variebel antesenden dan variabel terpengaruh, variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
  2. Apabila variabel antesenden dikontrol, hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh tidak lengkap. Dengan kata lain : variabel antesenden tidak mempengaruhi hubungan antara kedua variabel pokok.
  3. Apabila pengaruh dikontrol, hubungan antara variabel antesenden dan variabel terpengaruh harus lengkap. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.131-134)
KESIMPULAN
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel penelitian ditentukan oleh Landasan Teorinya dan ditegaskam oleh Hipotesis penelitiannya.
Menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan : a. variabel Nominal, b. Variabel Ordinal, c. Variabel Interval d. Variabel ratio.
Sedangkan menurut fungsinya variabel penenelitian dapat dibedakan menjadi : Variabel tergantung, variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator , variabel kendali dan variabel rambang.
Macam-macam hubungan variabel : Simetri, timbal balik dan asimetri.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, S. 2005.  Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Jumat, 14 September 2012

KISAH UANG Rp 1.000 DAN Rp 100.000


.

Uang Rp 1.000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat, 4 bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.

Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan; Yang Rp 100. 000 bertanya kepada Rp 1.000, ‘Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis? Rp 1.000 menjawab, ‘Karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis.’

Lalu Rp 1.000 bertanya balik kepada Rp 100.000, ‘Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?’
Dijawabnya, ‘Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, dan beredarnya pun di restoran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.’ Lalu Rp 1.000 bertanya lagi, ‘Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?’
Dijawablah, ‘Belum pernah’

Rp 1.000 pun berkata lagi, ‘Ketahuilah walaupun aku hanya Rp 1.000, tetapi aku selalu mampir di seluruh tempat ibadah, dan ditangan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat.’

Akhirnya menangislah Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. Jadi bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita pakai untuk ke jalan yang benar. Namun lebih baik juga jika penghasilan besar itu kita pakai untuk jalan yang benar

KARENA KEKAYAAN BUKANLAH UNTUK KESOMBONGAN.



Pasted from <http://www.facebook.com/>

Rindu Yang Terlarang



Sekian lama sudah kita telah berpisah

Ku rasa kini kau tak sendiri lagi

Aku pun kini seperti diri mu

Satu hati telah mengisi hidup ku

Tak perlu engkau tahu rasa rindu ini

Dan lagi mungkin kini kau telah bahagia

 

Namun andai kau dengar syair lagu ini

Jujur saja aku sangat merindui mu

Memang tak pantas menghayal tentang diri mu

Sebab kau tak lagi seperti yang dulu

Kendati berat rasa rindu ku pada mu

Biar ku hadang rindu ku terlarang

 

Biar ku simpan saja

Biar ku pendam sudah

 

Terlarang sudah rindu ku pada mu

 



 Broery Marantika - Rindu Yang Terlarang
Posted by ImNotMetal


Rabu, 20 Juni 2012

Pitutur


Ana unen-unen yen cah wadon kuwi bebasan kedawan rambut krubetan jarit, akeh saru sikune. Mula ngertia yen cah wadon kuwi luwih apes lan akeh sing nggodha ana ing ngendi-endi panggonan.
Apa maneh ing jaman saiki. Ing jaman edan sing kaya ngene akeh wong lanang sing gampang kena panggodhane setan. Wong lanang sing kena panggodhane setan iku seneng nyedhak-nyedhak karo wong wadon sarana ngandhakake kabecikane, pangkate, bandhane, omahe, lan liya-liyane. Aja gumun yen dheweke loma, gelem tur sering ngulungi apa-apa. Pamprihe keturutan kang diseja napsune. Sahingga wani kandha ngajak urip bebarengan. Mulane, Ndhuk...Cah Ayu, yen ana wong lanang kang kaya ngono tumindake sliramu kudu waspada, kudu ngati-ati. Nyuwuna pitulung marang Gusti Allah. Supayane awakmu selamet lan entuk pituduh hidayahe Gusti. Aja waton "nyah-nyoh" gampangan lelamer keli marang pambujuke setan. Amarga wis ora sithik wong lanang kang duwe tumindak kaya ngono kuwi jebule mung glembuk manis "rayuan gombal". Wusanane jebul mung arep ngrusak kaperwirane wong wadon. Sepisan maneh, aja pisan-pisan  mung kepencut baguse, luwese, pangkate lan liya-liyane. Kabeh mau anggepen setan kang awujud manungsa kang arep gawe rusak marang sliramu. 
Sejatine kang aran bagus lan becik iku dudu rupane, dudu pangkate, lan dudu bandhane. Ananging kang aran bagus lan becik iku, wong lanang kang perwira, kang ora gelem sembrana karo wong wadon kang ora samestine. Wong lanang kang perwira duwe tumindak tatakrama lan seneng tetulung kanti aris lan sabar. Wong lanang kang perwira kuwi babar pisan ora nduweni watak adigang, adingung, adiguna tuwin sregep banget anggone ibadah lan nyambut gawe. Mula aja sepisan-pisan sliramu ngenyek wong lanang kang katone ora duwe bandha. Aja dumeh saiki dheweke lagi mplarat, banjur sliramu tega nyepelekna. Sawangen kae wong wadon sing uripe ning kutho, sing nduweni pikiran kadonyan, "materialistik". Uripe mung tansah susah mikir bandha. Kaya manuk klabakan ana sajroning kurungan, mung tansah ngerkasa lan ora diparingi seneng uripe dening Gusti Allah. Apese wong kaya ngono kuwi, nalika diparingi kesenengan bandha lan pangkat nuli gumedhe lan medhit. Naudzubillah! 
Nduk, ...Cah Ayu, bandha lan pangkat kuwi sayektine ora bisa nyelametake  uripmu lahir batin. Kabeh ora langgeng. Yen ora kepeneran tegese ora kuwat bandha lan pangkat kuwi malah njalari ati peteng. Mula leganana uripmu marang paringane Allah. Yen sira duwe panarima, semeleh, menep lan dhemen syukur insya Allah uripmu bakal tentrem lan ayem. Aja pisan-pisan semugih marang sapa bae, becikana marang tanggamu. Luwih-luwih yen pancen jodhomu tembe kuwi wong sugih utawa pangkat, aja pisan-pisan rumangsa edi lan mulya. Ngelingana yen kabeh iku mung saderma nampa titipan saka ngersane Gusti Allah. Aja nganti lali anggonmu dhemen tetulung marang wong sing pada kekurangan. Aja nganti lali zakatmu! Ngertia yen kahanane bandha lan pangkat kuwi sejatine mung kanggo nguji sepira taqwane manungsa marang gustine.  Sepira gedhene bekti kawula marang Gustine.
Dene menawa sira diganjar dening Gusti Allah dadi wong mlarat. Mula aja cilik atimu. Amarga obah musike jagad iki ana sing nglakokake. Ora ana liya kang bisa ngobahake jagad saisine iku, kejaba mung Gusti Allah. Mula saka iku aja nganti kendhat anggonmu nyenyuwun marang Gusti Allah. Nyuwun slamet ndonya akhirat,tetep pinaringan iman lan Islam, kanti menganggo tata carane fakir. Mangertia bilih nyuwun reksa marang Gusti Allah iku luwih perlu katimbang ngendelake kekuatane bandha, pangkat lan gegaman kang luwih landhep. Mlarat kuwi dudu musibah, nanging pacobaning urip kang sejatine minangka tetunggangan/kendaraan kang bagus lan rikat lakune kanggo nggayuh swargane Allah. Mangkono kuwi tumpraping kang gelem mikir lan wong-wong kang sabar. Sira kudu bisa nuladha kesabarane Siti Imroatun anggone teguh iman Islame sahingga ora kepincut marang gebyare bandha emas picis raja brana. Mula saka iku dak wanti-wanti marang sira aja nganti lena marang kabeh pacobaning uripmu.
Gendhuk-Gendhukku sing tansah katon ayu-ayu! Sarana banget gedhene tresnaku marang sliramu. Becik elinga pitutur iki. Mumpung kabeh durung kadhung kelakon. Sing ati-ati anggonmu sesrawungan. Luwih-luwih karo wong lanang. Sira kudu ngedhunake tlapukan mpripatmu yen kepethuk wong lanang. Sing prasojo! Aja nganeh-nganehi. Aja dhemen gawe "sensasi" lan aja ngatonake pepahesmu. Kejaba pepahes kang wus adate, kanti nutupi sirah lan gulumu tumeka dada. Aja nganti tiru-tiru turis sing pada uda sadalan-dalan ngatonake aurate. Aja kepincut ngganggo suwal lan kathok cekak, pamer pupu lan wentismu kaya lumprahe sing lagi didhemeni bocah wadon saiki. 

Bali marang tuntun Al-Qur'an lan nuladha laku utama angger-anggering agama. Supaya sira pada beja. Elingana sak beja-bejani wong lali isih beja wong kang eling lan waspada.






Senin, 11 Juni 2012

Cara Menghitung PBB


MENGHITUNG PBB
Soal :
Nama Wajib Pajak      : Puji Rahayu
Alamat Wajib Pajak    : Desa Plosokandang RT.02 RW.03 Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung

Objek Pajak 1              : Bumi dengan Luas 247m² dengan kelas A24 (data dari Dinas Pajak)
                                      NJOP per  m² senilai Rp 285.000,00
Objek Pajak 2              : Bangunan dengan Luas 125m² dengan kelas A07
                                      NJOP per m² senilai Rp 429.000,00

Penghitungan PBB-nya :
Jumlah NJOP Bumi                = 247 X Rp 285.000,00 = Rp   70.395.000,00
Jumlah NJOP Bangunan         = 125 X Rp 429.000,00 = Rp   53.625.000,00 +
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB                            =Rp  124.020.000,00
NJOP tidak kena pajak di tetapkan                               = Rp     8.000.000,00 –
NJOP untuk penghitungan PBB                                   = Rp 116.020.000,00
Dibebankan bagi NJKP 20%              = 20% X Rp 116.020.000,00 = Rp 23.204.000,00
PBB yang terutang                             = 0.5% X Rp 23.024.000,00   = Rp    116.020,00

Jadi, PBB yang harus dibayar oleh Puji Rahayu adalah Rp 116.020,00

Rabu, 06 Juni 2012

AKUNTANSI


Transaksi 1: Dewi pada tanggal 2/12/2000 mendirikan “Salon Ayu”. Modal awal sebesar Rp. 1.500.000
Transaksi 2: Dewi pada tanggal 3/12/2000 membayar sewa ruangan bulan desember sebesar Rp. 120.000
Transaksi 3: tanggal 4/12/2000 membeli peralatan salon secara tunai sebesar Rp. 900.000
Transaksi 4: tgl 5/12/2000 membeli cleansing cream, hair-dye lotion dan perlengkapan lainnya secara kredit sebesar Rp. 200 000
Transaksi 5: tgl 6/12/2000 dibayar beban pemasangan iklan mini (Akun Beban Serba-serbi) di Harian Kompas sebesar Rp. 50 000
Transaksi 6: tgl 15/12/2000 dibayar gaji dan upah karyawan (1-15 Des) sebesar Rp. 72000
Transaksi 7: tgl 15/12/2000 diterima pendapatan kas sebesar Rp. 340 000
Transaksi 8: tgl 28/12/2000 diterima pinjaman kredit dari BNI sebesar Rp. 3.000 000
Transaksi 9: tgl 29/12/2000 dibeli peralatan salon sebesar Rp. 3.600000 tunai
Transaksi 10: tgl 29/12/2000 dibayar gaji dan upah karyawan (16-29 Des) sebesar Rp. 96 0000
Transaksi 11: tgl 31/12/2000 diterima pendapatan kas sebesar Rp. 360 000
Transaksi 12: tgl 31/12/2000 Dewi mengambil uang sebesar Rp. 100000 untuk keperluan pribadi 
 
  JURNAL UMUM     Hal: 1






Tanggal  Keterangan No.  Debet Kredit
Rek.
2000          
Des 2 Kas  11 1,500,000 1,500,000
     Modal Dewi  31
  3 Beban Sewa 53 120,000 120,000
     Kas 11  
  4 Peralatan Salon 13 900,000 900,000
     Kas 11
  5 Perlengkapan 12 200,000 200,000
     Utang Dagang 21
  6 Beban Serba-serbi 59 50,000 50,000
     Kas 11
  15 Beban Gaji 51 72,000 72,000
     Kas 11
    Kas  11 340,000 340,000
     Pendapatan Jasa 41
  28 Kas 11 3,000,000 3,000,000
     Utang Bank 22
  29 Peralatan Salon 13 3,600,000 3,600,000
     Kas 11
    Beban Gaji 51 96,000 96,000
     Kas 11
  31 Kas 11 360,000 360,000
     Pendapatan Jasa 41
    Prive Dewi 32 100,000 100,000
     Kas 11
JUMLAH 10,338,000 10,338,000

 

NERACA SALDO






NO.AKUN NAMA AKUN SALDO

    DEBET KREDIT

11 KAS 262,000  

12 Perlengkapan 200000  

13 Peralatan Salon 4500000  

21 Utang Dagang   200000

22 Utang Bank   3000000

31 Modal Dewi   1500000

32 Prive Dewi 100000  

41 Pendapatan Jasa   700000

51 Beban Gaji 168000  

53 Beban Sewa 120000  

59 Beban Serba-serbi 50000  

       

JUMLAH 5,400,000 5,400,000

LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN LABA/RUGI
"SALON AYU"
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Dsember 2000
             
PENDAPATAN :  
  Pendapatan Jasa 700000
   
BEBAN USAHA :  
  Beban Gaji 168000  
  Beban Sewa 120000  
  Beban Serba-serbi 50000  
Jumlah Beban Usaha 338000
Laba Bersih         362000
             
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
             
"SALON AYU"
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2000
   
Modal Awal Dewi 1500000
   
Laba 362000  
Prive 100000  
   
Peningkatan Modal 262000
   
Modal Akhir Dewi         1762000               
NERACA















"SALON AYU"
NERACA
Per 31 Desember 2000









AKTIVA         PASSIVA    
 


 


 
KAS

262000   KEWAJIBAN :
 
Perlengkapan
200000   Utang Dagang 200000  
Peralatan Salon
4500000   Utang Bank 3000000  
 


 


 
 


  Jumlah Kewajiban 
3200000
 


 


 
 


  MODAL :
 
 


  Modal Dewi 
1762000
 


 


 
JUMLAH AKTIVA 4962000   JUMLAH PASIVA   4962000